Sesungguhnya bagi seorang Muslim nampak tanda-tanda bahwa dirinya berakhlaq.Tanda itu terlihat pada tingkah lakunya, cara bergaul dengan sesama, sehingga siapapun yang berinteraksi dengannya akan terharu dengan kata-kata indah yang terucap darinya, dan orang yang berbudi pekerti pasti orang lain akan menyenanginya.
Diantara akhlak mulia yang seyogeyanya menjati diri pada setiap pribadi muslim:
Dikisahkan bahwa seorang sahabat mendatangi Rasulullah dan berkata: Wahai Rasulullah berilah wasiat kepadaku? Beliaupun berwasit kepadanya seraya bersabda:” katakanlah aku beriman kepada allah dan beristiqomahlah!! ( HR bukhari ).

Itiqomah merupakan tuntunan atas setiap muslim setelah iman , karena ia merupakan gambaran tentang kesempurnaan iman seseorang serta kemuliaan budi pekertinya.
Sudah dibuktikan bahwa seorang yang istiqamah akan timbul semangat dalam melaksanakan ibadah, serta kebaikan lainnya. Namun jika seorang muslim jauh dari istiqamah maka ia akan merasa begitu terbebani setiap melakukan ibadah, yang sebenarnya ibadah tersebut tidaklah berat kalau diiringi dengan keistiqamahan.

Suatu hal yang tak lepas kaitannya dengan istiqamah adalah terciptanya rasa istiqamah dalam memperbaiki diri, serta mengoreksi segala aktifitas yang dialami. Cara tersebut dapat dilakukan dengan kemauaan dari diri sendiri dan secara kontinyu dan , selalau memperhatikan, menilai setiap gerak gerik yang dilakukan, jiwa yang seperti inilah akan selalu mendapat ketentraman dan ketenangan dari Allah,
Sehingga Allah SWT bersumpah dalam firmanNya dengan jiwa yang sadar
Maka jiwa yang yang di maksud pada ayat tersebut adalah{وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ ل{القيامة:2
Jiwa yang selalu berusaha membersihkan dan menjauhkan diri dari segala perbuatan yang dapat menghinakan dirinya, serta mendekatkan dirinya pada amalan yang mulia yang dapat mengangkat derajat kemuliaan di mata Allah SWT.
Pribadi yang mulia ini Allah abadikan dalam firmanNya :
{قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّى{الأعلى14
Penyucian diri adalah pembersihan ruhiah, pembersihan jiwa dari segala dosa dan kesalahan yang telah di perbuat dengan cara merasa sadar bahwa semuanya akan kembali kepada Allah, dan segalanya akan di hisab mulai dari amalan yang ringan ataupun yang besar, semaunya akan tertulis, dan semua manusia masing-masing akan membacanya.
Maka hanyalah orang-orang yang mau mengitropeksi diri dan selalu mengharap ampunan dari Allah yang akan mendapatkan keselamatan.

Allah pun tidak akan mengecewakan orang-orang yang mau bertaubat, Allah yang maha pengampun pasti akan menerima taubat orang-orang yang mau bertaubat, yang selalu merasa bahwa dirinya penuh dengan dosa. Dan tidak ada jalan lain untuk menebusnya kecuali hanya dengan mengharap ampunan dari Allah SWT.
Keyakinan bahwa Allah pasti mengampuni segala dosa hamba yang selalu bermuhasabah terhadap kesalahan-kesalahan baik kecil ataupun besar dengan kontinyu. Setiap hari bahkan setiap waktunya diisi dengan muhasabah dan selalu mengharapkan ridha serta ampunan dari Allah SWT.

Al qur’an menggariskan langkah-langkah yang harus ditempuh demi mendapatkan jiwa yang jernih. Langkah-langkah tersebut antara lain:
Al qur’an senantiasa mengajak manusia agar menjadi jiwa yang Ihsan, berbuat baik untuk diri sendiri serta untuk orang lain, walaupun dengan hanya memberi senyuman kepada orang lain, itupun termasuk kategori kebaikan. Orangyang selalu memiasakan diri nya untuk berbuat baik maka ia sama sekali tidaklah rugi. Karena kebaikannya terhadap orang lain semuanya akan berbuah pada dirinya baik di dunia maupun di akhirat.
Sehingga wajar kalau Allah SWT menganjurkan makhluknya untuk berbat baik, dalam firmanNya yang berbunyi:
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي القربى }النحل90:
Kebaikan tetinggi adalah jihat dengan jiwa raga serta harta demi kemuliaan. Rasulullah SAW serta para sahabat beliau merupakan contoh yang nyata akan kebaikan dan kemuliaan mereka dalam berdakwah.

Allah SWT menjadikan kebaikan sebagai sifat bagi orang pemaaf, sabar, bijaksana, serta orang yang berilmu, serta sifat-sifat lain yang mengandung makna kebaikan seperti halnya berbuat baik terhadap orang tua, para kerabat, anak yatim. Fakir miskin, terhadap tetangga dekat. Sehingga dengan kebaikan itu semua Allah SWT menjanjikan pahala serta ganjaran baik di dunianya maupun kelak di akhirat.