oleh Fakhrul Islam


“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (Akhirat) ,Dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”. ( Al-hasyr:18 )



“ Cita-cita tanpa Ideologi ibarat berjalan tanpa arah dan tujuan,ideologi ibarat kendaraan yang mengantarkan pengendaranya pada tempat yang dituju”.
Bicara tentang Ideologi, tentunya tidak terlepas dari cita-cita, karena antara keduanya memiliki pengaruh yang sangat kuat yang tidak dapat dipisahkan .tentunya setiap manusia memiliki cita-cita tersendiri, sejak dari usia kanak-kanak cita-cita tersebut sudah tetanamkan, orangtua pun selalu menganjurkan agar selalu giat belajar demi mencapai cita-cita. “ Gantungkanlah cita-citamu setingggi langit” seperti itu pepatah berkata.
Manusia tumbuh dan berkembang dengan dibekali akal pikiran, yang dengannya manusia dapat membedakan antara yang baik dari yang buruk, antara yang boleh dikerjakan dari yang tidak, sehingga dengan akal juga Allah jadikan manusia sebagai makhluk yang sempurna seperti tertera dalam firman-Nya “sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya”. Yaitu dibekali dengan akal pikiran yang membedakan antara manusia dengan binatang.
Adnan oktar yang sering dikenal dengan Harun Yahya dalam karyanya menyatakan bahwa “ Manusia merupakan makhluk yang dilengkapi Allah sarana befikir, namun sayang kebanyakan dari mereka tidak menggunakan sarana yang teramat penting ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya, sebhagian manusia hamper tidak berpikir, harus disadari bahwa tiap orang mempunyai kebuthan untuk berpikir serta menggunakan akalnya dengan semaksimal mungkin”.
Dengan jelas dapat kita nyatakan bahwa manusia lahir dengan berbekal Akal pikiran dan dihadapkan dengan cita-cita. Akalpikiran ibarat seorang pilot yang mengendalikan Pesawat, tapi tanpa bahan bakar Pesawat tidak akan meluncur,laa gimana mau jalan wong bahan bakarnya aja ngak ada!!. Dari situ nampak bagaimana pentingnya bahan bakar, seperti it juga pentingnya nilai Ideologi bagi manusia.
Kita perhatikan bagaimana seorang Petani bercita cita mendapatkan hasil lebih dari usaha taninya, para pelajar bercita cita agar sukses dalam belajar dan menjadi manusia yang bermanfaat di kemudian hari. Bagaimana dengan cita cita seorang muslim, tentu keridhaan Allah yang mereka cita citakan demi menggapai kedamaiaan di akhirat. Semua itu adalah bentuk cita cita, tentunya cita cita tidak cukup hanya dengan angan angan, tapi juga membutuhkan ekspresi dalam menggapainya, seperti halnya pekerja tidak akan mendapatkan penghasilan kalau hanya duduk dan berangan angan saja, namun pekerja yang aktif mencari pekerjaan walaupun harus dengan susah payah , iapun akan menuai hasilnya.
Perkembangan Ideologi terjadi pada abad ke-18, yang diusung oleh Destutt de tracy, ia mengartikan ideology sebagai visi dan cara memandang terhadap sesuatu.
Ideologi (Mabda’)secara etimologis dapat diartikan sebagai sumber atau permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran mendasar(fikrah raisiyah) yang dibangun diatas patokan asasi ( al-qaidah al-asasiyah) tingkah laku. Dari segi logika al-mabda’ adalah pemahaman mendasar dan asas setiap peraturan .(lihat di buku al-mausu’ah al-asasiyah).
Namun ada juga yang mengartikan ideology sebaga kumpulan ide dan gagasan yang membentuk aturan dan tatanan dalam kehidupan
Al-qur’an senantiasa mengajak manusia agar selalu menggunakan akal pikirannya, mentadaburi ciptaan Allah serta mengambil pelajaran dari apa yang telah di perhatikan. “Dari akal akan timbul pemikiran dan dari pemikiran akan menghasilkan Ideologi”. Ideologi memiliki kedudukan yang segnifikan dalam mewujudkan cita cita, baik berupa individu maupun jama’ah.dapat dipastikan organisasi yang besar, namun kering dengan nilai ideologi, secara otomatis organisasi tersebut susah ubtuk berkembang, seperti itu juga dengan individu , Ideologi sangat dibutuhkan dalam mengembangkan kreatifititas berpikir demi menggapai cita cita.
Ideologi timbul dari sela sela pikiran, sehingga pikiran sebagai tonggak yang mengarahkan ideologi tersebut, apakah nantinya mengarah kepada yang benar atau sebaliknya semuanya kembali pada akal. Bagaimana akal bisa mengarahkannya kepada arah yang benar.
Dari akal ideologi bisa benar serta bisa salah, makanya perlu juga diperhatikan bahwa akal sendiri membutuhkan tuntunan yang dapay memelihara kemurnian akal pikiran, tuntunan tesebut adalah nilai ruhiah (Hati), hati menghasilkan nilai perasaan sedangkan akal menghasilkan rasio yang abstrak, sehingga perasaan yang akan menimbulkan nilai rasio, segingga Ideologi yang benar adalah Ideologi yang timbul dari nilai nilai hati.
Timbul pertanyaan kenapa kita harus berideologi?
Tentu Ideologi bukan sesuatu yang liar tanpa arti dan tujuan, adapun kenapa kita harus berideologi!!, ada beberapa unsur yang menjadikan manusia harus berideologi:
Pertama, Ideologi dapat menunjukkan arah yang jelas dalam kehidupan individu ataupun organisasi.
Kedua, Idologi dapat memperkuat nilai solidaritas antar sesama, serta untuk mempertahankan nilai nilai kepribadian diri dari pengaruh luar.
Ketiga, Ideologi dapat membuat karakter pribadi, bisa terpancar dari sifatnya serta tingkahlakunya.
Keempat, dengan Ideologi manusia dapat merencanakan serta menyusun strategi dalam menuju cita cita.
Seperti apapun bentuknya cita cita harus di barengi dan diisi dengan nilai nilai Ideologi.
Ideologi yang cemerlang timbul dari hati yang tenang.
Sekarang semuanya kembali pada diri kita masing-masing, teguhkan Ideologi kita demi meraih cita-cita bersama!!!!!.

wallahu a'lam bis shawab